Cari Blog Ini

Kamis, 08 September 2011

sholat khusyu'

HADITS KHUSYUK DALAM SHOLAT
I. Pendahuluan
Khusyuk dalam sholat merupakan hal perlu diperhatikan untuk menjaga mutu sholat kita.  khusyuk berarti berkonsentrasi, merendah diri, tunduk, dan patuh secara rohani (hati dan akal) dan jasmani kepada Allah dikala shalat. Karena khusyuk merupakan rangkaian dalam keutamaan sholat, maka begitu banyak ayat dan hadits yang menerangkan hal tersebut.[1]  Sholat merupakan penentu amal shaleh yang lainnya. Jika seorang muslim dalam kehidupan kesehariannya melakukan sholat, akan tetapi dalam perbuatannya tidak mencerminkan prilaku sesuai dengan konsep Islam, maka bisa dipastikan seseorang tersebut tidak melakukan sholat dengan khusyuk.
Oleh karenanya kekhusyukan sholat dapat perhatian tinggi dari Allah SWT dan Rasullah SAW. Sebagaimana yang dinyatakan Allah dalam surat Al-Mukminun ayat 1-2 dan al-Baqarah ayat 45.

ôs% yxn=øùr& tbqãZÏB÷sßJø9$# ÇÊÈ   tûïÏ%©!$# öNèd Îû öNÍkÍEŸx|¹ tbqãèϱ»yz ÇËÈ 
Artinya:          
1.      Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2.      2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya.


(#qãZŠÏètFó$#ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 $pk¨XÎ)ur îouŽÎ7s3s9 žwÎ) n?tã tûüÏèϱ»sƒø:$# ÇÍÎÈ  
Artinya:
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (QS.Al-Baqarah. 45)

Sehubungan dengan tugas materi “Hadits Ibadah”, dalam makalah ini penulis akan menguraikan beberpa hadits yang berhubungan dengan kekhusyukan dalam melakukan.
II. Hadits Sholat Khusyuk
  1. Khusuk Jasmani

عن أبني مسعود البدرى قال رٍٍٍٍسول الله صلى الله عليه وأله وسلم: لا تجزئ صلاة الرجل حتى يقيم ظهره في الركوع والسجود (روه احمد وأبو دود)
Artinya:
Abi Mas'ud Al-Badri berkata, bahwa Rasulul­lah saw telah bersabda: "Tidak sempurna shalat seseorang sehingga dia meluruskan tulang punggungnya ketika ruku' dan sujud." (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

عن أبي قتادة رضي الله عنه قال رسول الله صلى الله عليه وأله وسلم أسوأ الناس سرقة الذي يسرق من الصلاته قالوا, يا رسول الله كيف سرق من الصلاة ؟ قال لايتم ركوعها والسجودها او قال لا يقيم في الركوع والسجود. (رواه أحمد والحاكم)
Artinya:          
Sahabat Abi Qatadah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Sejelek-jelek manusia adalah orang yang mencuri di dalam shalat." Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, bagaimana dia mencuri di dalam shalat?" Jawab Rasulullah: " Yakni tidak melaksanakan ruku' dan sujud secara sempurna." Atau Ra­sulullah bersabda: "Tidak meluruskan tulang punggungnya ketika ruku' dan sujud." (HR. Ahmad dan Hakim).[2]

عن أبي ذر رضي الله عنه قال قال رسول الله  صلى الله عليه وأله وسلم لايزال الله مقبيل على العبد في الصلاته ما لم يلتفت فاءذا صرف وجهه انصرف عنه (رواه أبو داودوالنسائ)
Artinya:
Abi Dzar ra berkata, bahwa Rasulullah saw te­lah bersabda: "Sesungguhnya Allah selalu bertatapan wajah (sangat ridha) kepada seseorang yang sedang melaksanakan sha­lat selagi dia tidak berpaling ke kanan dan ke kiri. Apabila dia berpaling (menoleh) ke kanan dan ke kiri, maka Allah pun memalingkan pandangan darinya." (HR. Abu Dawud dan Nasai).
عن أبي عبد الله الاشعرى أن رسول الله صلى الله عليه وأله وسلم رأى رجلا لايتم ركوعه وينقر في سجوده وهو يصلي فقال رسول الله صلى الله عليه وأله وسلم لو مات هذا على حالته هذه مات على غير ملة محمد صلى الله عليه وأله وسلم ثم قال صلى الله عليه وأله وسلم مثل الذي لايتم ركوعه وينقر في سجوده مثل الجائع يأكل الثمرة والثمرتين لا يغنيان عنه شيئا (رواه طبراني)
Artinya:
Abi Abdillah Al-Asy'ari berkata, bahwa Rasulullah saw pernah melihat seorang lelaki yang tidak menyempurnakan ruku' serta sangat cepat dalam melaksanakan sujud ketika shalat. Lalu beliau bersabda: "Apabila lelaki ini mati ketika sedang melakukan ruku' dan sujudnya, maka dia mati dalam keadaan murtad dari agama Muhamad." Selanjutnya Rasulullah saw bersabda: "Perumpamaan orang yang tidak menyempurnakan ruku dikala shalat dan terlalu cepat dalam melaksanakan sujud, ibarat orang yang sangat lapar yang hanya memakan sebuah atau dua buah korma, yang tidak mungkin bisa mengenyangkan perutnya." (HR. Thabrani).
عن ابن عباس رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله  عليه وأله وسلم قال الله عز وجل انما اتقبل الصلاة ممن تواضع بها لعظمتي ولم يستطل على خلق ولم يبت مصرا على معصيتي وقطع النهار في ذكري ورحم المسكين وابن سبيل والارملة  ورحم كل المصاب ذالك نوره كنور الشمس أكلؤه بعزتي واستحفظه ملائكتي اجعل له في الظلمة نورا في الجهالة حلما ومثله في خلق كمثل الفردوس في الجنة (رواه البزار)
Artinya:
Sahabat Ibnu Abbas ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: Allah swt telah berfirman: "Aku hanya akan menerima ibadah shalat orang yang tawadhu' karena keagungan-Ku, tidak  memanjangkan shalat hanya karena makhluk-Ku, ti­dak berterus-menerus  melakukan maksiat kepada-Ku. serta menghabiskan waktu siang untuk berdzikir kepada-Ku.  Menyayangi fakir miskin, ibnu sabil dan janda-janda, serta mengasih sayangi orang-orang  yang terkena musibah. Demikianlah cahaya orang itu seperti cahaya matahari, yang Aku penuhi dengan  kemuliaan-Ku dan yang mendapat penjagaan dari para malaikat-Ku, sehingga Aku jadikan pancaran  sinar dalam dirinya di tengah kegelapan dan Aku jadikan. pula kecerdasan di tengah kebodohan Perumpamaan orang itu di tengah-tengah makhluk-Ku adalah ibarat "sorga Firdaus di tengah-tengah sorga yang lain." (HR. Bazar).


Dari pernyataan hadits di atas mengindikasikan tentang khusyuk jasmani atau lahiriah. Diantara ciri-ciri khusyuk lahiriah adalah: tidak berpaling ke kanan dan ke kiri, tidak mengangkat pandangan dari tempat sujud, tetap mengarahkan pikiran kepada shalat, tidak menggerakkan anggota badan kecuali ada dhorurat syar’i, dan memahami semua arti dan maksud ucapan dan gerak dalam sholat dari takbirotul ikhram sampai salam. [3]
Rosulullah mengecam keras orang sholat tetapi tidak khusyuk. Karena hal tersebut sama dengan mempermainkan Allah. Karena hakikat orang sholat adalah munajat dan berdialog dengan Allah Sang Pencipta alam. Ketika sholat yang pada hakikatnya menghadap Sang Kholik, ternyata seseorang itu tidak khusyuk  sama saja dengan orang berbicara kepada Raja tetapi tidak tau dengan apa yang dibicarakan.
Lebih-lebih ketika Sujud yang pada haikatnya adalah pokok dari peribadatan sholat, yaitu penyembahan murni kepada Allah. Ternyata orang tersebut tidak tau atau lupa dengan apa yang dilakukan itu sama saja dengan dia menyembah selain Allah. Oleh karena itu Nabi menyatakan bila orang tersebut mati dalam keadaan sujud, maka dia mati dalam keadaan murtad, karena pada hakikatnya tidak menyembah Allah akan tetapi menyembah pada yang ia ingat waktu sujud tersebut.
Adapun khusyuk jasmani adalah konsekwensi dari khusyuk ruhani. Jika seorang musholin dapat mengerjakan sholat dengan khusyuk secara ruhani, maka dengan sendirinya dia dapat melaksanakan khusyuk jasmani. tentu saja semua itu memerlukam ilmunya untuk bisa melakukan sholat dengan khusyuk secara ruhani.
Bersambung..........................


[1] Zainuddin S. Nainggolan, “Inilah Islam, Falsafah dan Hikmah Ke-Esaha Allah”, Kalam Mulia, Jakarta, 2007, hal. 227
[2] http//www.materitarbiyah.com.
[3] Zainuddin S. Nainggolan, “Inilah Islam, Falsafah..., hal. 288.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar